Bukan benci
Baru saja
aku kehilangan cahaya terindahku
Seketika itu
juga, kamu hadir
Entah dari
mana kamu bisa tahu,
Barisan
angka-angka untuk menyapaku..
Jelas aku
bingung,
Aku rasa
sebelumnya kita tidak pernah dekat
Aku hanya
sebatas tahu kamu
Yaa..
Kamu sebagai
tetangga sebelahku di suatu organisasi
Setelah
sapaan singkat itu,
Rasanya
seperti gemuruh diiringi petir..
Terasa
semakin dekat
Aku mulai
menceritakan hal-hal kecil
bahkan
hingga aku menceritakan cahayaku yang pergi
dengan
tegasnya, kamu berkata
agar aku
melupakan saja cahaya itu dan mencari penggantinya..
‘berpikir
dewasa saja’
Itu kata
dia.
Dalam
untaian do’a ku
Aku
memikirkan perkataannya itu,
Dan mulai
berniat melupakan cahayaku..
Dia ada, dan
selalu ada..
Dia selalu mengucapkan selamat pagi
Meminta maaf ketika terlalu sibuk seharian
dan Memberi
kesan perhatian kepadaku..
Agaknya aku mulai
memiliki rasa terhadapnya
Tapi belum
bisa kusebut cinta..
Karna belum
lama rasa itu dapat berkembang
Dia sudah
lebih dulu pergi
Menghilang
entah tak ada pangkal sebabnya
Sedih
memang,
Seperti
kertas putih yang dicoret-coret tak beraturan..
Tapi aku
tidak menyalahkan siapapun
Terlebih aku
juga tidak ingin membencinya..
Aku
kembalikan semua seperti semula,
Aku dan dia
adalah teman
Mungkin teman
ketika kami saling membutuhkan saja.. : )
By: Nayla_
‘Nila Indriyani’ J
0 komentar:
Posting Komentar