Artikel=
- jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat.
- biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer.
Lalu, apa itu artikel opini?
Artikel opini yaitu tulisan yang berisi pendapat penulis tentang data, fakta, fenomena, atau kejadian tertentu dengan maksud dimuat di surat kabar atau majalah.
Dalam artikel, kita akan menemukan fakta dan opini yang disajikan secara beriringan di dalam teks. Oleh karena itu, kita harus mampu membedakannya. Masih ingat perbedaan fakta dan opini?
Mari kita ulas kembali.
FAKTA
- benar-benar terjadi/telah terjadi.
- memiliki data akurat
- bersifat objektif/berdasarkan kenyataan
- biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, berapa.
OPINI
- suatu hal yang belum terjadi, karena merupakan suatu pendapat.
- Tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat.
- Belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subyektif.
- Biasanya ditandai dengan adanya tanda petik dua ( "...." )
- Biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa.
- Opini berupa:
a) pendapat ("Menurut...."),
b) prediksi (...kira-kira/diperkirakan/diduga/kemungkinan....),
c) saran (sebaiknya, seharusnya, dll),
d) harapan (semoga....), dan
e) kritik (lukisan itu kurang imajinatif)
STRUKTUR ARTIKEL OPINI
1. Tesis/pernyataan pendapat/topik yang akan dikemukakan.
2. Argumentasi/ pendapat atau pendangan terhadap topik yang dikemukakan
3. Pernyataan Ulang Pendapat: penegasan kembali pendapat agar pembaca yakin dengan pandangan yang kita sampaikan.
PENGGUNAAN BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI
1. Bahasa harus komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas penyajiaannya.
2. Gunakan kalimat yang efektif, efisien, dan mudah dimengerti.
3. Jika menggunakan istilah asing/istilah daerah sebaiknya mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia.
Kebahasaan Artikel Opini
1. Adverbia / kata keterangan
Adverbia adalah kata yang bersifat menerangkan. Dalam artikel opini diperlukan ekspresi kpastian.
Adverbia frekuentatif:: kata keterangan yang bersifat mempertegas. Contoh: selalu, biasanya, sebagian besar, sering, kadang-kadang, dan jarang
2. Konjungsi / kata hubung
-Konjungsi untuk menata argumentasi: pertama, kedua, berikutnya, dll
-Konjungsi untuk memperkuat argumentasi: selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru, dll
-Konjungsi menyatakan sebab akibat: karena, sejak, sebelumnya, sehingga, dll
-Konjungsi yang menyatakan harapan: supaya, agar, sebaiknya, dll
3. Kosakata
Kosakata: perbendaharaan kata.